Jumat, 21 Oktober 2011

Membangun Pribadi Pantang Menyerah


By Arda | May 21, 2007

“Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki ataupun perempuan dalam keadaan beriman, niscaya Kami hidupkan dia dengan kehidupan yang baik dan Kami balasi mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97).

Allah telah menciptakan alam dan isinya berpasang-pasangan, sehingga melahirkan hukum tarik menarik antara satu dengan yang lainnya. Artinya kondisi alam ini akan selalu dinamis sesuai dengan kehendak-Nya. Begitu juga halnya dengan kehidupan manusia, akan mengalami rotasi (perputaran) antara di bawah–di atas; sukses-tidak sukses; bahagia-susah, dll. Begitu juga dengan iman kita. Iman bisa datang dan pergi, naik dan turun.

Ibnu Mas’ud mengatakan, “Sesungguhnya jiwa manusia itu mempunyai saat dimana ia ingin beribadah dan ada saat dimana enggan beribadah.” Diantara dua keadaan itulah manusia menjalani kehidupan ini. Dan diantara dua keadaan itu pula nasib manusia ditentukan.

Dalam arti lain, semakin seseorang berada dalam iman yang rendah, maka besar kemungkinan dalam kondisi ini akan mengakhiri hidupnya. Demikian sebaliknya, jika seseorang semakin sering berada pada kondisi iman yang tinggi, maka semakin besar peluangnya memperoleh akhir kehidupan yang baik. Pertanyaannya, bagaimana cara mewujudkan kondisi pribadi yang berujung kebaikan, pribadi yang pantang menyerah tersebut?

Pribadi pantang menyerah (tangguh) adalah tidak lain sebutan bagi pribadi yang tidak merasa lemah terhadap sesuatu yang terjadi dan menimpanya. Pribadinya menganggap sesuatu yang terjadi itu dari segi positifnya. Ia yakin betul bahwa sekenario Allah itu tidak akan meleset sedikit pun.

Pribadi pantang menyerah dan tangguh ini, tidak lain adalah pribadi yang memiliki kemampuan untuk bersyukur apabila ia mendapat sesuatu yang berkaitan dengan kebahagiaan, kesuksesan, medapat rezeki, dll. Sebaliknya, jika ia mendapati sesuatu yang tidak diharapkannya, entah itu berupa kesedihan, kegagalan, mendapat bala bencana, dll., maka ia memiliki ketahanan untuk selalu bersabar. Dan pribadi seperti ini memposisikan setiap kejadian yang menimpanya adalah atas ijin dan kehendak Allah. Ia pasrah dan selalu berusaha untuk bangkit dengan cara mengambil pelajaran dari setiap kejadian tersebut.

Pribadi pantang menyerah ini bukan saja semata-mata dilihat secara fisik. Tetapi lebih-lebih dan yang lebih penting justru adanya sifat positif dalam jiwanya yang begitu tangguh dan kuat.

Seseorang menjadi kuat, pada dasarnya karena mentalnya kuat. Seseorang menjadi lemah, karena mentalnya lemah. Begitu juga, seseorang sukses, karena ia memiliki keinginan untuk sukses. Dan seseorang gagal, karena ia berbuat gagal. Dalam hal ini, ada hadist Nabi yang menyebutkan bahwa: “Orang mukmin yang kuat lebih disukai dan lebih baik dari mukmin yang lemah.” Jadi, manusia tangguh dam kuat itu, sudah seharusnya menjadi cita-cita kita dalam rangka mengabdi kepada Allah.

Dalam konteks ini, dapat disebutkan bahwa kesuksesan menurut pandangan Alquran itu memiliki dua syarat pokok. Yakni iman dan ilmu (QS. 58: 11). Kedua hal ini, kalau kita kaji secara rinci, jelas-jelas memiliki pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia.

Dengan kuatnya iman seseorang, maka ia akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kehidupan manusia. Menurut M. Ridwan IR Lubis (1985), ada tiga pengaruh iman tersebut, yaitu berupa: kekuatan berpikir (quwatul idraak), kekuatan fisik (quwatul jismi), dan kekuatan ruh (quwatur ruuh).

Sedangkan menurut M. Yunan Nasution (1976), mengungkapkan pengaruh iman terhadap kehidupan manusia itu berupa: iman akan melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda; menanamkan semangat berani menghadapi maut; membentuk ketentraman jiwa; dan membentuk kehidupan yang baik.

Untuk mencapai dampak dari kekuatan iman itu, kuncinya terletak pada pribadi kita masing-masing. Dan kalau kita cermati, sebenarnya pembentukan sifat pribadi pantang menyerah dan tangguh ini adalah berawal dari sifat optimisme yang menyelimuti pola pikir orang tersebut.

Menyikapi keadaan seperti saat ini, kita seharusnya tidak menjadi pesimis dan berserah diri. Kita harus optimis dan selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam hidup ini. Sehingga untuk menjadikan pribadi pantang menyerah dan tangguh ini, maka dalam diri kita harus tertanam sikap optimis, berpikir positif, dan percaya diri.

Setiap manusia harus memiliki optimisme dalam menjalani kehidupan ini. Dengan sikap optimis, langkah kita akan tegar menghadapi setiap cobaan dan menatap masa depan penuh dengan keyakinan terhadap Sang Pencipta. Karena garis kehidupan setiap manusia sudah ditentukan-Nya. Tugas kita adalah hanya berusaha, berpikir dan berdoa agar sesuai dengan ridho-Nya.

Setelah kita mampu bersikap optimis, lalu pola pikir kita juga harus dibiasakan berpikir secara positif dan percaya diri. Berpikir positif kepada siapa? Pertama, berpikir positif kepada Allah. Setiap kejadian, peristiwa dan fenomena kehidupan ini pasti ada sebab musababnya. Tugas kita, hanya berpikir dan membaca. Ada apa dibalik semua itu? Lalu, kita mengambil pelajaran dari kejadian itu dan selanjutnya mengamalkan yang baiknya dalam perilaku keseharian.

Kedua, berpikir positif terhadap diri sendiri. Setiap manusia, dilahirkan sebagai pribadi yang unik. Karena bagaimanapun wajah dan sifat kita mirip dengan orang lain. Tapi, yang jelas ada saja perbedaan antara keduanya.

Sifat dan pribadi unik itu, harus kita jaga. Itu adalah potensi positif, modal dasar untuk mencapai keleluasaan langkah kita menuju ridho-Nya. Bagaimana orang lain akan menjunjung kita, kalau diri kita sendiri meremehkan dan tidak ‘mengangkatnya’.

Selain itu, kita juga harus yakin bahwa kita dilahirkan ke dunia ini sebagai sang juara, the best. Fakta membuktikan, dari berjuta-juta sel sperma yang disemprotkan Bapak kita, tetapi ternyata yang mampu menembus dinding telur Ibu kita dan dibuahi, hanya satu. Itulah kita, ‘sang juara’. Hal ini, kalau kita sadari akan menjadi sebuah motivasi luar biasa dalam menjalani hidup ini.

Ketiga, berpikir positif pada orang lain. Orang lain itu, manusia biasa sama dengan kita. Dia mempunyai kesalahan dan kekhilafan. Yang tentu hati nuraninya tidak menghendakinya. Pandanglah, orang lain itu dari sisi positifnya saja dan menerima sisi negatifnya sebagai pelajaran bagi kita.

Belajarlah dari seekor burung Garuda. Ia mengajarkan anaknya untuk terbang dari tempat yang tinggi dan menjatuhkannya. Lalu jatuh, diangkat lagi dan seterusnya sampai ia bisa terbang sendiri. Hati Garuda juga bersih, tidak mendendam. Ia kalau waktunya bermain ‘cakar-cakaran’. Tapi, kalau diluar itu ia akur, damai kembali.

Keempat, berpikir positif pada waktu. Setiap manusia diberi waktu yang sama, dimana pun dia berada. Sebanyak 24 jam sehari atau 86.400 detik sehari. Waktu itu, ingin kita apakan? Kita gunakan untuk tidur seharian, kerja keras, mengeluh, berdemontrasi, bergunjing, santai, menuntut ilmu, menolong orang lain, melamun, ibadah, dan lainnya. Waktu itu tidak akan protes.

Yang jelas, setiap detik hidup kita akan diminta pertanggung jawabannya kelak, di hadapan Allah SWT. Bagi mereka yang biasa mengisi waktunya dengan amal-amalan saleh dan berada dalam keimanan, maka ia akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Allah berfirman, yang artinya: “Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki ataupun perempuan dalam keadaan beriman, niscaya Kami hidupkan dia dengan kehidupan yang baik dan Kami balasi mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97).

Untuk memaksimalkan sikap positif pada diri seseorang, lebih-lebih sebagai pembentuk pribadi yang pantang menyerah, tangguh, ‘tahan banting’, sabar dan istiqomah pada jalan-Nya. Tentu perlu dibagun pula dengan kebiasaan positif.

Semoga tulisan ini menjadi bahan penilaian terhadap diri kita sendiri, terutama kaitannya dengan keinginan pembentukan pribadi yang pantang menyerah. Dan kita berdoa, semoga Allah memberi kemampuan terhadap kita untuk membangun pribadi yang tangguh dan pantang menyerah sesuai tuntutan-Nya. Amin. Wallahu a’lam.

Selasa, 20 September 2011

Shalat tepat waktu

Orang-orang yang memelihara shalat lima waktu dan mengerjakannya tepat pada waktunya, maka Allah akan memuliakan orang itu dengan sembilan macam kemuliaan:

  1. Dicintai Allah
  2. Badannya senantiasa sehat
  3. Dijaga oleh Malaikat
  4. Diturunkan berkah untuk rumahnya
  5. Mukanya akan kelihatan tanda orang yang shaleh
  6. Allah akan melembutkan hatinya
  7. Dapat melalui jembatan Shiratal Mustaqim layaknya seperti kilat
  8. Akan diselamatkan dari api neraka
  9. Allah akan menempatkannya ke dalam golongan orang-orang yang tidak takut dan bersedih

Ada 10 keistimewaan shalat Subuh



A. Pahala tanpa batas
Adapun beberapa kelebihan khusus shalat Subuh yang tidak dimiliki shalat-shalat yang lain :

* Pahala shalat malam satu malam penuh

Diriwayatkan Muslim dari Ustman bin Affan RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“barang siapa yang shalat Isya’ berjama’ah maka seakan-akan dia telah shalat setengah malam. Dan barangsiapa shalat Subuh berjama’ah (atau dengan shalat isya’) maka seakan-akan dia telah melaksanakan shalat malam satu malam penuh”. (HR Muslim)

Jelas sudah, apabila mengerjakan shalat Isya’ dan shalat Subuh berjam’ah di Masjid maka pahala yang akan didapatnya seperti mengerjakan shalat malam satu malam penuh.

* Sumber cahaya di hari kiamat

Shalat Subuh merupakan sumber dari segala sumber cahaya di hari kiamat. Dihari itu, semua sumber cahaya di dunia akan padam. Manusia akan dibangkitkan dalam keadaan gelap gulita. Pada saat itu, manusia sangat membutuhkan cahaya agar bisa melewati Sirath. Dari mana orang-arang mukmin mendapatkan cahaya itu? Cahaya itu berasal dari amalan-amalan yang dikerjakan ketika masih di dunia. Diantara amalan ini adalah : shalat Subuh berjama’ah.
Diriwayatkan Buraidah Al-Aslami, Rasulullah SAW bersabda:

“berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat”. (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

* Surga yang dijanjikan

Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari, Rasulullah SAW bersabda :

“barang siapa yang shalat dua waktu yang dingin maka akan masuk surga”. (HR. Al-Bukhari)

Dua shalat yang dingin itu adalah shalat Subuh dan Ashar (dalam Fath Al-Bari disebutkan bahwa yang dimaksud dengan shalat “Al-Bardaini (dua waktu yang dingin) adalah shalt Subuh dan Ashar. Disebut dingin karena dua shalat tersebut terletak pada ujung hari (pagi dan sore). Saat yang sejuk dan panas matahari tak lagi terik).

B. Melihat ALLAH SWT
Ini adalah keistimewaan tertinggi diantara keistimewaan-keistimewaan yang lain. Pemberian yang sangat besar dan hadiah yang agung. Siapa yang mendapat kesempatan ini? Merekalah yang menjaga shalat dua raka’at shalat Subuh dan Asar. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda :

“kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, ketika melihat bulan purnama. Beliau berkata, ‘sungguh, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan yang tidak terhalang dalam melihatnya. Apabila kalian mampu, janganlah kalian menyerah melakukan shalat sebelum terbit matahari dan shalat sebelum terbenam matahari. Maka lakukanlah”. (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Subhanallah!! Kebaikan ini terdapat pada shalat Subuh.

C. Siksa pedih bagi yang meninggalkannya
Secara umum meninggalkan shalat merupakan dosa yang besar, karena amalan shalat adalah yang pertama kali dihisab pada hari kiamat. Jika shalatnya baik maka baik pula seluruh amalannya, jika shalatnya jelek maka jeleklah seluruh amalannya. Rasulullah SAW telah menyebutkan hukuman berat bagi yang tidur dan meninggalkan shalat wajib. Padahal rata-rata penyebab utama seorang muslim meninggalkan shalat Subuh adalah TIDUR.
Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya telah datang kepadaku tadi malam dua tamu (Jibril dan Mikail). Keduanya diutus kepadaku, dan berkata, ‘berangkatlah’, lalu saya pergi bersama mereka. Kami mendatangi orang yang sedang tidur dan yang lainnya berdiri tegak di atasnya dengan membawa batu. Lalu tiba-tiba melepaskan batunya tepat pada kepalanya hingga hancur luluh kepalanya. Batu itu telah meleburkannya. Kemudian dia mengambil kembali dan dia tidak mengulanginya hingga kepalanya pulih kembali, sebagaimana semula. Kemudian mereka akan kembali, lalu dia akan melakukan sebagaimana yang telah dia lakukan pada pertama kalinya. Rasulullah SAW berkata, ‘saya berkata kepada keduanya,’subhanallah! Apa ini?.’ Mereka berdua berkata: ”orang pertama yang telah anda datangi tadi, yang memecahkan kepalanya dengan batu, ia adalah orang yang membawa Al-Qur’an namum mencampakannya dengan begitu saja, dan tidur pada saat shalat wajib.”

Adapun gambaran orang memukul kepalanya, adalah karena kepala merupakan tempat akal, tempat paling mulia yang dimiliki manusia.

D. Shalat sunnah yang lebih mulia daripada dunia seisinya
Shalat fajar (yaitu shalat sunnah sebelum Subuh) merupakan shalat sunnah yang paling banyak pahalanya dibandingkan sahalat sunnah lainnya. Rasulullah SAW mengistimewakan dengan pahala yang begitu besar.
Diantaranya, Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Aisyah :

“dua raka’at fajar (shalat sunnah sebelum Subuh) lebih baik dari dunia seisinya.” (HR Muslim)

Coba renungkan, ini semua baru keutamaan shalat fajar. Lalu bagaimana dengan shalat Subuh? Sudah semestinya pahala shalat wajib lebih besar daripada shalat sunnah. Maka, orang yang mampu meninggalkan dunia dan bangun sebelum waktu Subuh, kemudian ia menunaikan dua raka’at fajar, dialah orang yang sukses dalam ujian.

E. Waktu yang menjadi saksi
ALLAH SWT mengagungkan shalat Subuh dalam Al-Qur’an:

“Demi fajar dan malam yang sepuluh.” (AL-Fajr: 1-2)

Waktu ini adalah waktu yang menjadi saksi. Waktu yang disaksikan oleh hamba ALLAH SWT yang mulia yaitu para Malaikat!. Semua Malaikat turun ke Bumi untuk menyaksikan shalat Subuh.

F. Berada di bawah lindungan ALLAH SWT
Rasulullah SAW berjanji bahwa bila shalat Subuh anda kerjakan, maka ALLAH SWT akan melindungimu seharian penuh. Diriwayatkan Jundab bin Sufyan bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Barangsiapa melaksanakan shalat Subuh maka ia dalam jaminan ALLAH SWT. Maka jangan coba-coba membuat ALLAH SWT membuktikan janji-NYA. Barangsiapa membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, ALLAH SWT akan menuntutnya, sehingga ia akan membenamkan mukanya kedalam neraka.” (HR Muslim)

G. Muara ilmu dan iman
Rasulullah SAW menjadikan shalat Subuh sebagai kesempatan untuk mengajarkan kebaikan kepada sahabatnya. Shalat Subuh menjadi salah satu sarana penting dalam tarbiyah, karena shalat Subuh merupakan saat-saat ketika hati dan pikiran sedang jernih, sehingga otak lebih mudah menangkap sesuatu yang sedang dibahas.

H. Latihan harian bagi ruhani
Rasulullah SAW selalu menganjurkan untuk tetap di dalam masjid untuk berdzikir setelah shalat Subuh, hingga waktu terbit matahari. Waktu pagi, ibarat acara pelatihan peningkatkan keimanan sebagai permulaan menapaki har-hari bagi seorang mukmin.

I. Penghapus dosa setengah usia
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda :

“Shalat lima waktu, jum’at ke jum’at dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa diantara keduanya, apabila menjauhi dosa-dosa besar.” (HR Muslim)

Masa antara shalat Isya’ dan shalat Subuh adalah waktu yang terlama dibanding shalat-shalat yang lain. Dengan demikian shalat Subuh menjadi penghapus dosa setengah hari, hal ini berarti shalat Subuh menjadi penghapus dosa setengah umur bagi yang mengerjakannya.

J. Berkah tiap langkah
Keberkahan itu ada di waktu pagi. Jam-jam pertama di pagi hari (setelah shalat Subuh) merupakan waktu yang paling barakah dalam satu hari penuh. Tak ada seorangpun yang dapat memanfaatkannya kecuali orang-orang yang bangun pagi buta dan shalat Subuh. Kemudian ia memulai harinya dengan menggunakan waktu sejak awal. Berkah ALLAH SWT ada dalam segala hal. Mulai dari pekerjaan, bercocok tanam, perdagangan, membaca, musafir dan bejihad di jalan ALLAH SWT.

Shalat Subuh merupakan standar nilai sebuah umat. Umat yang lalai akan Subuh berjamaah, adalah umat yang tidak berhak mendapatkan kejayaan, akan tetapi berhak untuk diganti dengan yang lain. Umat yang menjaga shalat Subuh secara berjamaah adalah umat yang berhak untuk tegak kokoh dimuka bumi ini!

Shalat Subuh berjamaah (bagi laki-laki) dan shalat awal waktu di rumah (bagi wanita). Shalat Subuh tepat waktu akan membiasakan hidup teratur dalam sehari penuh.

Pernah, salah seorang penguasa Yahudi menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang islam kecuali pada satu hal. Ialah bila jumlah jamaah shalat Subuh mencapai jumlah jamaah shalat jum’at.

Semoga uraian di atas dapat memberi pengetahuan baru dan menyadarkan kita semua mengenai keutamaan akan shalat Subuh. Maka, ajaklah keluarga, teman-teman, orang-orang yang anda sayangi dan orang terdekatmu untuk melakukan shalat Subuh tepat waktu.
(dikutip dari Misteri shalat Subuh karya DR. Raghib as Sirjani)

babby soulmat


Rabu, 01 Desember 2010

Rasaku

Rasaku kadang menyiksaku
mencoba terus untuk menutupi segala yang
sulit untuk digapai.......
hanya bisa terus mengalihkan lagkah demi langkah
sampai semuanya akan terwujud....
semua tersimpan jauh
tapi kadang sulit dan sungguh sulit
untuk menepisnya kembali....
karena aku sulit megunggkapkan
yang yang ada dalam benakku
meski aku tau itu adalah hal yang baik...
tapi belum tentu baik baginya...


Selasa, 16 November 2010

lankah mencai impian

1. Kenali kemampuan dan cita-cita anda. Ini adalah langkah paling awal dari pencapaian cita-cita.
2. Fokus pada tujuan. Fokus, penting untuk diterapkan. Jika seorang petani mengejar ayam 2 ekor sekaligus, maka tidak satu ekorpun yang ia dapat. Yang ia dapat hanya kelelahan. Fokus dan konsentrasi, langkah perlangkah untuk menuju cita-cita itu.
3. Terus asah bakatmu. Setelah konsentrasi, selanjutnya adalah mengasah apa yang telah dipelajari.
4. Berani mencoba sesuatu yang baru. Jangan takut untuk mencoba. dalam mencoba pasti ada jatuh nya. Tapi jangan dilihat seberapa banyak jatuhnya, melaikan seberapa banyak kamu dapat bangkit.
5. Tekunlah berlatih. Orang yang tidak pintar, tapi belajar, lebih baik daripada yang pintar tapi tidak belajar. Lebih baik lagi jika pintar dan belajar.
6. Belajarlah dari orang sukses. Tentu kalau kamu bercita-cita menjadi presiden, figur presiden seperti apa yang kamu inginkan. Tentukanlah sesuai dengan cita-citamu
7. Berdoalah dan tawakal selalu. Agar hidupmu tenang, berdoalah.
8. Mintalah doa dari orang-orang yang kita cintai dan disekeliling kita